malapetaka membersamaimu tanpa berkedip
Detak jantung, denyut nadi, detik
waktu berlanjut sampai penetapan status akhir manusia. Catatan amal manusia, rekam jejak nilai kehidupan di dunia, menjadi harta yang
dibawa mati. Bukti tertulis tidak bisa disanggah.
Ringan maupun berat tetap harus dipertangungjawabkan. Belum lagi bukti yang melekat
pada diri sendiri. kesaksian anggota
tubuh. Semua pasal terpenuhi, tetap bukan faktor pertimbangan ketetapan-Nya.
Efektivitas akumulasi gerakan aksi
amalan pikir, ucap, tindak diri ada yang langsung dirasakan di dunia. Berakibat
langsung. Menentukan peta etape perjalanan hidup. Berhati-hati pun masih bisa terperosok
ke lubang yang sama.
Pihakan yang main bebas tanpa beban, serudak-seruduk. Aman
dan nyaman saja. Tindakan nyata tampak atraktif,
agresif, agitatif. Didaulat jadi tokoh masyarakat berkebangsaan. Pembiaran oleh-Nya.
Koreksi alam lewat bencana alam. Dianggap peristiwa, fenomena alami.
Mereka yang terjebak faktor peng-urung berlaku
bagus-baik-benar-betul; mayoritas tetapi pilih diam (silent majority). Padahal, rakyat diam, lebih terdengar
ketimbang ngocèh ngalor-ngidul. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar