identitas keterpakaian multipartai nusantara
Kata ‘pakai’ jika dipasangkan dengan
lain kata. Menghasilkan gabungan kata bukan kategori. Tapi malah selaku
identitas karakter. Rentang, nilai jual sampai pasal terselubung. Pakai+an
menjadi busana. Produk massal maupun ukur badan.
Pemirsa gemar mirsani. Paham gabungan kata yang konotatif,
tendensius maupun aneka motif kebahasaan.
Acak yang gampang terlacak. Ada saja dwitunggal yang resmi dipakai pada bahasa resmi. Bukan urutan, asal sebut. Mulai ‘bisa pakai’. Tidak usah diakronimkan. Lanjut tersebut: ‘tidak terpakai’, ‘habis pakai’, ‘bekas pakai’, ‘sekali pakai’, ‘pakai ulang’, ‘berbagi-pakai’, ‘setengah pakai’, ‘sisa pakai’, ‘pakai saja’, ‘coba pakai’, ‘pakai buang’, ‘contoh pakai’, ‘bebas pakai’, 'siap pakai'.
Beda pasal, lain kasus dengan ‘tidak pakai mikir’, ‘tidak
pakai lama’. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar