tindak tanduk penguasa sebagai refeleksi karakter diri
bangsa
Wajar, jika negara
adikuasa Amerika Serikat, yang mengaku sebagai polisi dunia, mempunyai pemimpin
bak bandit jalanan. Sekaligus menjadi biang kerok bagi peradaban dunia.
Dampak bom atom Sekutu
yang mengkahiri PD II, membuat Jepang berkemajuan dan sebagai negara yang tetap
siaga tempur. Pasukan beladiri, bela negara tetap diperhitungkan oleh pihak
lawan.
Di Indonesia, modus bela
negara sebagai pengekawantahan jaga daulau dan wibawa negara. Termasuk dengan
cara presiden tetap hadir dalam setiap persoalan rakyat dan birokrasi.
Praktik keseharian untuk
konsumsi publik, adalah gerakan aksi nyata korporasi penabur,penebar fitnah
dunia. Secara parallel penguasa melakukan gerakan senyap menghanyutkan yaitu
buka kasus tutup kasus.
Praktik aneka versi demokrasi
keterwakilan maupu demokrasi tanpa perantara, seolah berjalan dari dua arah
yang berlawanan.
Arah pertama, dari bawah
ke atas. Hak konstitusional rakyat – minimal pada saat hari-H coblosan pesta
demokrasi – sudah diakomodir sedemikian rupa di UU Pemilu. Rakyat diyakini akan bertindak
mengikuti petunjuk evakuasi. Rakyat tanpa banyak cang-cing-cong diharapkan akan
sendiko dawuh. Tidak pakai lama.
Arah kedua, sebaliknya,
dari atas ke bawah. Bagaimana anak bangsa pilihan, kader asli putera daerah,
nominasi kandidat bakal calon, cikal bakal pemimpin bangsa dari orang dan/atau
manusia yang secara turum temurun lahir di Nusantara. Sudah tidak ada kucing
belang dalam karung. Semua pihak yang merasa layak duduk di kursi kekuasaan, seolah
sudah pegang tiket terusan.
Wajar jika terjadi
berbagai strata anomali. Dikatakan jangan memakai kacamata moral dalam menakar
kadar ideologi penguasa. Hukum mayoritas, aklamasi, suara terbanyak yang
menentukan yang benar dan yang baik.
Ini contoh bagaimana
karakter politik dibentuk secara sistematis, akurat, rinci dan berjelanjutan. Tidak
perlu studi banding, layak tanding, pentas sanding. Mbahé mbilung waé ora bingung lan mbingungi. Piyé paklik/mbokdé. Isih
waras?.
Apakah akan ada gerakan
merekayasa karakter bangsa. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar