Halaman

Rabu, 27 September 2017

karakter ideologi rintik-rintik mampu merontokkan fakta dan bukti sejarah



karakter ideologi rintik-rintik mampu merontokkan fakta dan bukti sejarah

Memang begitulah adatnya. Kalau putera-puteri terbaik bangsa, semaki berkuasa akan berbanding lurus dengan redupnya praktik pancasila. Semakin tinggi jabatan, maka Pancasila hanya sebatas dengan sisa akar yang ada. Sedangkan terpaan nikmat dunia semakin kencang, laju dan nyaris setiap saat. Asas taat, patut, loyal semakin mengemuka.

Kondisi inikah yang menyebabkan penguasa semakin gencar mengelola konflik. Mimimal memakai tangan korporasi yang gemar menggandakan gosip nafas setan. Pihak yang hobinya memang ahli merekayasa fitnah dunia. Pihak yang menguasai media massa, merasa serasa menguasai dunia. Dunia aladin vs dunia ala jin.

Olahkata sudah dua alenia, masih belum terasa adanya campur tangan ideologi. Kan Pancasila adalah ideologi negara. Perjalanan waktu maka Pancasila dijabarkan tiap silanya dengan bentuk politik yang dikemas dalam bentuk, wujud partai politik. Tiap lambang dari kelima sila, sebagai lambang dasar sebuah partai politik. Bagaimana urutannya dari sila pertama sampai sila kelima, apakah ada pengaruh pada partai politiknya. Tentu ada tapi tiada. Karena tabu diilmiahkan.

Garang garingnya penguasa, seperti diuraikan di alenia pertama, karena sisa-sisa akarnya sudah tidak mampu menyerap aspirasi rakyat. Mereka mengandalkan injeksi nutrisi dari luar. Mereka seolah hanya bisa tegak berwibawa jika ada asupan enerji dari luar. Maksudnya, bukan pihak luar lho kawan. Jadi ingat pepatah “wayang ilang gapite”.

Tak salah, waktu yang berlalu akan semakin berlalu, dan tak mungkin akan kembali. Waktu tak bisa didaur ulang. Namun akibat campur tangan nafsu dunia manusia politik di Nusantara, dengan dukungan multipartai, ideologi buka-tutup, maka pasal eliminasi fakta dan bukti akan tetap terjadi.

Memang, sejarah dicetak tulis oleh pihak yang sedang berkuasa.

Sejarah kisah sukses kudeta PKI (partai komunis Indonesia) diap didaur ulang di periode 2014-2019 dengan versi. Banyak pihak siap berjibaku menulis skenario ulang. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar