Halaman

Jumat, 15 September 2017

gosip nafas setan vs ambisi pahlawan kesiangan



gosip nafas setan vs ambisi pahlawan kesiangan

Di periode 2014-2019, aroma irama syahwat politik berbasis mégatéga sudah sampai ambangnya. Ambang bawah bagi daya juang ideologi yang semakin abu-abu, samar dan tidak jelas orientasinya. Ambang atas, karena semakin tinggi daya fantasi, imajinasi putera-puteri bangsa yang hidup sebagai manusia politik.

Keberuntungan masih berpihak pada penguasa, karena stok “kambing hitam” masih aman, terkendali sampai akhir periode Jokowi-JK. Kuota masih menjajnjikan. Khusus untuk masalah bangsa ini, pemerintah tak akan impor “kambing hitam” dari negara lain.

Sudah kehendak dan suratan zaman, maka seolah ada pihak yang berperan sebagai peduli nasib dan masa depan bangsa. Mereka memang diagendakan bersuara, sebagai penonton super aktif yang melebihi yang pernah ada. Mempunyai seperangkat hak konstitusional untuk menentukan hasil laga dan skore akhir.

Bursa efek domino ini bak argo kuda liar. Radar para agen atau spion, nyaris lembur siang malam. Ibarat suara jarum tetangga jatuh, terdeteksi sejak dini. Pergerakan dari sosok atau kelompok yang potensial sebagai lawan atau pihak yang berseberangan, sudah dilacak sejak sebelum terjadi.

Pembagian tugas yang sinergis, proaktif, antisipatif antara kaki dan tangan individu, perorangan, personal sudah tidak kompak lagi. Bahkan wewenang tangan kanan dengan tangan kiri, malah menimbulkan iri hati, dengki dan konflik jam-jaman. Belum lagi, telinga kanan dengan telinga kiri, seolah sudah ada pembagian kerja yang jelas. Kuping kanan menguping berita benar dan baik. Teliga kiri mengendus berita sebaliknya.

Bagaimana kinerja anggota tubuh yang lain, belum ada laporam resmi dari panitia angket pelemahan diri sendiri. Soal skenario siapa “kambing hitam” berikutnya, sudah terpetakan secara regular, dinamis dan terbuka sebagai bahan siding terbuka.[HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar