efek domino ideologi mukiyo, pesuruh vs perusuh
Di periode 2014-2019 dimana, yang mana, nayatanya
nyaris semua aliran ideologi yang ada di dunia, bergerak bebas di Nusantara.
NKRI menjadi tabung reaksi, menjadi palagan coba-coba persaingan pasar bebas
antar pelaku bebas berideologi.
Moral ideologi Nusantara terbukti dengan stigma
petugas partai kepada presiden RI ke-7 oleh pdi-p, partai utama pendukungnya. Ini
tak layak dikomentari sampai berlapis-lapis. Hanya menghabiskan energi, emosi, sentimen
positif rakyat.
Yang nyata, di pihak lain, mungkin sebagai modus ideologi
versi mégatéga, muncul
modus oleh korporasi penabur, penebar fitnah dunia. Mereka ahli menggandakan gosip
nafas setan. Mereka punya dana untuk merekayasa informasi yang membelah
persatuan dan kesatuan dari luar dan dari dalam. Tanpa sungkan akan memperkeruh suasana tanpa tedeng aling-aling.
Konspirasi, skenario partai politik yang sekaligus
menguasai corong perkabaran, pemberitaan, secara sistematis, terukur, menerus
akan mencetak generasi dengan karakter sebagai penonton super aktif. Penonton,
pemirsa bisa lebih tanggap dibanding bonek Persija maupun bonek bebotoh Persib.
Mereka akan menari terakhir di atas bangkai
demokrasi.
Apakah rakyat akan dibiarkan ikut arus sebagai
penonton super aktif. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar