Halaman

Senin, 11 September 2017

SMS menyusahkan diri untuk jarak dekat dan pada orang dekat



SMS menyusahkan diri untuk jarak dekat dan pada orang dekat

Memang budaya putera-puteri terbaik di NKR adalah dengan cerdas menerima kehadiran teknologi teranyar. Bahkan bisa dibilang bangsa Indonesia sebagai pangsa pasar pengguna potensial. Yang namanya produk asing atau berlabel bahasa asing, dianggap akan mendongkrak eksistensinya sebagai penghuni negara maju. Majunya Indonesia dibanding masa lampau, disanding periode sebelumnya maupun ditanding antar kampung.

Namanya jarak, waktu sudah bukan masalah utama dalam berkomunikasi. Masalah sebenarnya adalah hilangnya rasa ikatan batin. Terbentuklah ikatan batin artifisial.

Konektivitas sesama pengguna alat komunikasi berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), lebih ke arah pemanfaatan hubungan kerja. Mereka terjebak dalam dunia kerja yang nyaris menjadi jam kantor selama 24 jam.

Ironis binti miris, kepekaan, pedulian, daya tanggap sosial oknum pengguna SMS semakin redup, susut, surut. Muncul kepekaan baru. Mereka tanggap jika SMS yang masuk dari atasan langsung. Atau mitra kerja dalam jejaring lintas institusi.

Di perjalanan pulang, enerji masin berkutat sekitar beban kerja. Pikiran diajak diskusi untuk memilih dan memilah jalan ke depan yang seolah banyak pesaing. Ikatan emosi hanya sesaat. Mereka bersifat luwes, dinamis sekaligus mengembangkan watak diri yang anti kemapananan.

Merasa masa depan bisa diprakirakan dengan bantuan kecanggihan TIK. Ada baiknya, sudah mulai merintis dan menyiapkan babakan pasca pensiun. Bagi yangmengenal batas usia pensiun.

Efek dominonya, komunikasi dengan Allah Maha Pencipta memakai bahasa manusia. Berdasarkan pasal hukum buatan manusia. Langkah ibadah sesuai rukun atau adab buatan manusia. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar