barangsiapa dengan sengaja berikhtiar berada di
sisi-Nya sejak dini
Setiap mendengar berita
duka dari pelantang suara masjid sekitar tempat tinggal, umat Islam berucap kalimat istirja’ yang berbunyi
“inna lillahi wa inna illahi raji’un”. kalimat tersebut
mempunyai arti “Sesungguhnya kita milik Allah dan hanya kepada-Nya kita
kembali”. Maksudnya bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah
milik dan ciptaan Allah, maka kelak semuanya akan kembali kepada yang
menciptakan dan yang memiliki yakni Allah swt. Secara
umum, selain siapa yang wafat, yang kita simak utama adalah pada umur berapa.
Setiap kita ikut
melayat, mengantar jenazah sampai mendoakan umat yang sudah meninggal, selalu
diikuti dengan doa dan harapan “semoga almarhum / almarhumah diterima di
sisi-Nya”. Seolah redaksi baku ini sudah menjadi tradisi antar generasi.
Padahal, setiap umat
Islam yang selama hidup di dunia, yang melaksanakan semua perintah-Nya dengan
benar dan baik sekaligus mejauhi segala larangan-Nya dengan total, sejatinya
sebagai rangkaian dan tindak nyata agar dekat dengan-Nya. Walau kita tak bisa
melihat Allah swt, tetapi hati kecil kita yakin penuh bahwa Allah memperhatikan
kita.
Segala bentuk ibadah,
dengan tolok ukur sholat fardhu 5 waktu, yang ditegakkan di awal waktu atau
tepat waktu – dalam kondisi tertentu bisa dijamak – agar kita mendapat kasih sayang-Nya.
Memperoleh petunjuk-Nya. Menerima taufik hidayah-Nya. Menampung ridho-Nya.
Selain kita berharap di
bawah pengawasan, kendali, kontrol langsung Allah swt, juga berharap selalu dekat
dengan-Nya. Dengan kita selalu ingat Allah swt, dalam keadaan apapun, di mana
pun. Kita selalu meghadirkan disetiap detak jantung kita. Disetiap detik waktu
yang selalu berlalu.
Bahkan kita merasa tak
sanggup untuk berbuat apapun tanpa campur tangan-Nya. Bernafas pun kalau tidak
dengan ijin-Nya maka akan menyengsarakan diri kita.
Kita merasa bahwa jiwa kita berada digenggaman-Nya.
Kita sejak masih dalam
skenario dan daya juang kedua orang tua, sudah diajak dekat-dekat dengan Allah.
Ketika kita aqil balik, ketika hukum Allah sudah berlaku, maka prosesi
pendekatan kepada Allah semakin nyata.
Jadi ketika Allah memanggil
kita, justru kita bisa semakin dekat dengan-Nya. Bisa bertemu dan menatap
wajah-Nya.
Aamiin YRA. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar