ubah nama Jakarta
menjadi Kampung Betawi
Tanpa latar belakang
filosofis maupun filsafati. Bebas kajian akademis antar kampus, jauh pasal
kepentingan politik abal-abal. Tak pakai studi banding, sanding, tanding ke
kamar sebelah. Asumsi historis otomatis berbanding lurus dengan laju peradaban
sebagai negara berkembang.
Harus pandai-pandai
zig-zag di antara jebakan koalisi fungsi kursi. Efek domino negara multipartai.
Hanyut ikut arus praktik demokrasi tetapi jangan sampai tahu-tahu sampai laut
lepas. Negara tahu-tahu sudah balik nama. Maksudnya ganti pemilik.
Tumpukan uang bantuan
asing tapi utang, dilunasi dengan lembaran gugusan pulau. Negara agraris yang
mana dimana terjadi alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan komersial. Jelas beda
pemilik. Sertifikasi berbasis P4T. Reforma agraria lanjut bergulir. Sigap menegakkan
sandaran kursi kuasa kontrak politik lima tahun terakhir.
Pemerataan SARA anak
bangsa pribumi nusantara sampai permukaan kota super-besar. Percepatan pertumbuhan
ibu kota baru dengan bedol desa kawanan, relawan loyalis penguasa. Peta politik
kian merah di kawasan ibu kota baru. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar