Halaman

Rabu, 11 September 2019

ubah nama Jakarta menjadi Kampung Betawi


ubah nama Jakarta menjadi Kampung Betawi

Tanpa latar belakang filosofis maupun filsafati. Bebas kajian akademis antar kampus, jauh pasal kepentingan politik abal-abal. Tak pakai studi banding, sanding, tanding ke kamar sebelah. Asumsi historis otomatis berbanding lurus dengan laju peradaban sebagai negara berkembang.

Harus pandai-pandai zig-zag di antara jebakan koalisi fungsi kursi. Efek domino negara multipartai. Hanyut ikut arus praktik demokrasi tetapi jangan sampai tahu-tahu sampai laut lepas. Negara tahu-tahu sudah balik nama. Maksudnya ganti pemilik.

Tumpukan uang bantuan asing tapi utang, dilunasi dengan lembaran gugusan pulau. Negara agraris yang mana dimana terjadi alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan komersial. Jelas beda pemilik. Sertifikasi berbasis P4T. Reforma agraria lanjut bergulir. Sigap menegakkan sandaran kursi kuasa kontrak politik lima tahun terakhir.

Pemerataan SARA anak bangsa pribumi nusantara sampai permukaan kota super-besar. Percepatan pertumbuhan ibu kota baru dengan bedol desa kawanan, relawan loyalis penguasa. Peta politik kian merah di kawasan ibu kota baru. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar