Indeks Kerukunan Umat
Beragama vs Indeks Koalisi Bagi-Bagi Kursi
Karakter Bangsa menurut
Bappenas, 24 Juli 2019, diyakini untuk lima
tahun ke depan, faktor utama penghambat ekonomi tumbuh tinggi. Sisi lain,
pemerintah mengakui masih lemahnya pemahaman dan pengamalan nilai agama yang
moderat, inklusif, dan toleran untuk memperkuat kerukunan umat beragama. Cukup
sekedar diketahui, bahwasanya Indeks Kerukunan Umat Beragama mengalami
penurunan dari 75,36 (2015) mencapai 70,90 (2018).
Regulasi dan Institusi
menjadi kendala nyata, berkelanjutan. Terukut, mengikat bagi pertumbuhan dan
pertambahan ekonomi nusantara.
Regulasi Pemerintah
maupun Pemerintah Daerah tidak mendukung penciptaan dan pengembangan bisnis,
bahkan cenderung membatasi, khususnya pada regulasi: tenaga kerja; investasi;
perdagangan.
Kualitas Institusi
rendah, dibuktikan dengan korupsi tingkat tinggi dan birokrasi tidak efisien;
lemahnya koordinasi antar kebijakan.
Tersirat secara awam,
betapa lingkaran setan atau terjadi pengulangan kesalahan kecil. Menyoal daya
korup, tak salah jika Buaya mengendalikan Cicak. Antisipasi APBN 2020 kawanan
buaya atau bayangkara.
Pemerintah girang,
politik sudah menjadi agama bumi. Yang mana dimana, semangkin daripada ulama
dunia, ulama istana sudah dalam satu kendali mutu.
Kebangkitan bangsa pribumi
nusantara, kalah garang dengan angkara dendam politik penguasa. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar