Halaman

Selasa, 10 September 2019

karena nila sekoalisi, apadaya susu senusantara


karena nila sekoalisi, apadaya susu senusantara

Babakan kehidupan bermasyarakat bukannya tak ada keterkaitan dengan perkehidupan berbangsa dan bernegara. Keluarga besar hidup bersama di belanga raksasa bernama nusantara. Efek domino negara multipartai terasa nyata. Ternyata adonan Pancasila hanya beredar di dasar belanga.

Semakin diaduk secara sistematis, masif dan atraktif. Malah memunculkan aneka bentuk kursi. Kecepatan putaran, bukan gaya sentrifugal, warna adonan mengarah ke satu warna. Terasa berat karena sarat kursi kekuasaan. Di lapisan atas, bergerombol muka-muka asing. Ibarat kotak wayang dengan sistem terbuka non-proporsional.

Hukum rimba di belantara nusantara menarik minat petualang politik global. Sejak zaman doeloe kala hingga akhir periode JK, oktober 2019.

Bangsa ini sigap 24 jam hadapi bencana politik dari segala arah. Di lawan dianggap makar. Komen tanpa kata bisa dianggap menghina penguasa. Akhirnya . . . . hanya alam. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar