karena nila sekoalisi, apadaya
susu senusantara
Babakan kehidupan bermasyarakat bukannya tak ada keterkaitan
dengan perkehidupan berbangsa dan bernegara. Keluarga besar hidup bersama di
belanga raksasa bernama nusantara. Efek domino negara multipartai terasa nyata.
Ternyata adonan Pancasila hanya beredar di dasar belanga.
Semakin diaduk secara sistematis, masif dan atraktif. Malah
memunculkan aneka bentuk kursi. Kecepatan putaran, bukan gaya sentrifugal,
warna adonan mengarah ke satu warna. Terasa berat karena sarat kursi kekuasaan.
Di lapisan atas, bergerombol muka-muka asing. Ibarat kotak wayang dengan sistem
terbuka non-proporsional.
Hukum rimba di belantara nusantara menarik minat
petualang politik global. Sejak zaman doeloe kala hingga akhir periode JK,
oktober 2019.
Bangsa ini sigap 24 jam hadapi bencana politik dari
segala arah. Di lawan dianggap makar. Komen tanpa kata bisa dianggap menghina
penguasa. Akhirnya . . . . hanya alam. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar