Halaman

Minggu, 29 September 2019

tanpa janjian semua berhal sama


tanpa janjian semua berhal sama

Dulunya dulu. Jika seseorang bersua tanpa sengaja atau pada tempat dan acara yang sama, kebetulan busana yang dipakai sama. Bahan sama. Model ketika itu masih standar. Itu-itu saja. Belum kenal istilah trendi. Muncul dugaan pihak lain, ”sudah janjian . . “. Ketika, busana diproduk massal. Maka yang bicara adalah merk, logo, model atau tekstur bahan. Zaman ‘kw’ mengilhami daya ujar anak bangsa merk lokal.

Sebagai bangsa besar, berkembang, berkemajuan di segala aspek kehidupan bernegara. Indonesia mampu tak mampu, mendayagunakan budaya literasi sebagai prasyarat kecukupan dan kecakapan hidup tegak kepala bersama bangsa lain di dunia.

Liwat jalur  edukasi yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai dengan masyarakat. Penguasaan enam literasi dasar yang disepakati oleh World Economic Forum pada tahun 2015 menjadi sangat penting tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat.

Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.

Dari aneka pendapat ahli atau ujaran bebas, dapat disimpulkan bahwa literasi digital adalah kecukupan, kecakapan diri menggunakan media digital, alat TIK,  atau aplikasi dan jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat, melanjutkan informasi, serta memanfaatkannya secara bermartabat, beradat.

Pakai pasal budi pekerti dengan segala atributnya. Khususnya unjuk cerdas diri – jangan pamer bego bak peolok-olok politik  – sebagai menu harian. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar