generasi semangkin,
melakukan tindakan bodoh vs berbuat bodoh
Bukan tradisi, tetapi malah bak adat yang sulit ditingkatkan. Maunya begitu,
ya begitu. Harga mati. Bukannya susah diberitahu, apalagi mau ditambah pengetahuan.
Asal tahu saja. Mungkin, sebagai karakter manusia bebal versi nusantara.
Pasal selanjutnya berujar tertulis. Bukan karena tabiat keras kepala. Asupan
Rp demi Rp bisa melunakkan keras kepala. Jiwa raga lumer, efek domino warisan
ideologi ‘nasakom’. Bangga hati jadi anak cucu ideologis sampai tak ketolongan.
Sampai berdiri di atas kaki orang lain pun, tetap merasa bak raja
tersanjung oleh loyalis yang tahu arti biaya politik, ongkos politik. Pakai harga
eceran tertinggi sesuai sentimen pasar global. Atau pilih ambang tengah, ambang
aman terkendali. Segala bentuk kerugian ditanggung rakyat pemilih.
Duduk tak menapak, tetap merasa bangga bahwa tindak-tanduknya muncul. Mahkota
sarat dengan aneka simbol nikmat dunia. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar