Halaman

Minggu, 22 September 2019

diet gula kawula nusantara, ugal-ugalan muka manis vs gula-gula gaul berlagu


diet gula kawula nusantara, ugal-ugalan muka manis vs gula-gula gaul berlagu

Kata kunci adalah huruf a, g, l dan u. Dikombinasikan keempatnya menjadi kata dalam bahasa Indonesia maupun bahasa daerah yang sudah umum, akrab di kuping pemirsa. Masih ada bahasa daerah lain, mampu memunculkan kata lokal.

Soal bisa diuraikan menjadi kalimat, alenia atau sesuai judul. Menggoyang lidah atau menggelengkan kepala. Maksudnya, masih banyak yang tersirat. Berharap mampu menguak apa adanya. Tanpa basa-basi yang bikin basi. Bentuk sejarah seutuhnya. Tanpa rekayasa politis, bebas dempul dan polesan agar tampak wibawa.

Bahasa simbol memudahkan semua pihak untuk mencerna menu politik. Jangan pakai kaca mata moral untuk menakar kadar kinerja sebuah parpol. Jangan manfaatkan potensi akal, daya nalar, energi logika untuk mengolah kemanfaatan politik dalam negeri.

Supremasi potisi sipil, politikus klas olok-olok politik, kawanan petugas partai ternyata masih di bawah kendali serdadu dan bayangkara. Wawasan nusantara, penguasaan teritorial sadar wilayah angkatan, angkutan, ungkitan sigap 24 jam.

Konflik dengan rakyat karena dimanfaatkan pengusaha  Sudah jamak, lazaim, wajar.

Jangan masuk hati, jika APBN2020 bayangkara masuk lima besar, Identik indeks negara aman sedang masa pancaroba. Tidak ada muka baru. Cuma modus operandi, skenario global, konspirasi makro terbarukan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar