nusantara wajahmu ramah
BAB
Cuplikan tembang lawas, dioplos,
dikanibal, diadaptasi dengan nafas mental kekinian. Muncul senandung metabolisme:
“mbokde mukiyo lakumu aaa ngisingi-ngisingi . . . mbok aja . . “.
Infografis PPSP (Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman) menayangkan bahwasanya NKRI masuk 10 (sepuluh)
besar dunia dengan kategori “peringkat terburuk angka Buang Air Besar (BAB)
sembarangan”. Bahkan peringkat kedua. Termasuk bagaimana posisi Indonesia di
ASEAN.
Cara pikir sederhana pihak yang
masih BAB di pinggir sungai. Ada WC umum berderet, berjajar. WC terpanjang di
dunia. Metode ‘plung lap’. Model ‘helikopter’ kata manusia kota. Maksudnya, si
tinja akan dibawa arus sungai sampai ke laut bebas. Menjadi pakan ikan. Ikan laut
akhirnya kembali mendarat di dapur.
Kepedulian pemerintah dengan
penyediaan MCK, jamban keluarga, cubluk kembar, dan produk lokal sesuai budaya.
Jangan heran, makanya pengusaha multinasional getol impor pangan. Agar aroma
irama BAB tak bersaing dengan kepulan asap karhutla. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar