Halaman

Selasa, 24 September 2019

indeks kedalaman dan ketahanan mental politik nusantara


indeks kedalaman dan ketahanan mental politik nusantara

Kalau pakai sebutan ‘nusantara’ tidak sekedar berkonotasI NKRI. Otomatis menyangkut sejarah masa lampau. Bahkan ada pihak yang setuju bahwasanya sebutan ‘nusantara’ identik masa depan perikehidupan bermasyarakat maupun pola hidup berbangsa dan bernegara.

Bukan dalam arti sempit atau makna luas. Suka-suka yang pakai. Jika ditanya mengapa, muncul jawaban pasti dan lebih dari satu. Pihak yang peduli masa depan, menembus batas waktu. Tidak akan melihat keuntungan sekarang. Bertolak dari harga sekarang untuk meraih produk masa depan.

Jangan pura-pura lupa, kalau begitu sebutan ‘politik nusantara’, retorika politik atau adat tertentu. Semakin judul dibaca mundur kata per kata. Akan menguras energi politik. Itu pun masih kulitnya saja. Kulit atau format politik nusantara tampak atraktif. Bebas dempul dan tahan gores. Warna berlapis sesuai manfaat penyamaran.

Nyaris bahan baku utama, bentuk dasar sudah lebur dalam semboyan parpol. Menu ujaran harian para oknum kawanan parpol, liwat media massa berbayar, tolok ukur asupan gizi dan kalori ideologi.

Kejahatan politik, penyakit politik, bencana politik, olok-olok politik . . . . [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar