jurus peluit sakti
nusantara
Sebegitukah dengan daya
juang ahli sepak. PSSI memang wadah formal ahli sepak. Beda dengan pengurus,
dituntut ahli segala-galanya. Agar bola tetap bergulir. Sebulat-bulat bundar
bola, jika semakin disepak malah akan menenggelamkan pemain. Pengurus yang ahli
urus jalannya laga. Bisa kena ‘semprit’. Kena pinalti dan tergiring ke penjara
negara sendiri.
Akhirnya banyak pemain
di segala lini waspada, sigap, tanggap dengan suara peluit. Bermain cantik
bersifat dinamis. Banyak faktor penentu sehingga 2x45 menit kisah sukses
sesusai skenario global. Jangan coba-coba menyalahi SOP.
Pemain unggulan bisa
menentukan pasar taruhan. Mempengaruhi biaya politik, ongkos kawal nusa dan
laju revolusi mental. Bela negara di laga tandang, demi persahabatan. Lantas
kandas di babak awal. Diteruskan sesuai ‘tahu sama tahu’ atau sesuai tarif
internasional, pulang babak belur. Sayang harga diri bangsa.
Petugas partai merasa
kurang yakin dengan perjalanan politiknya. Berbasis paribasan “satru munggwing
cangklakan”. Maka daripada itu, kawal nusa diperbanyak di semua lini. Modal
peluit. Bukan untuk menakut-nakuti rakyat. Sekedar peringatan dini. Hukum rimba
tak pandang warna bulu. Hukum tegak karena Rp, sederhana kan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar