Halaman

Jumat, 06 September 2019

Belanda masih jauh vs China semangkin angkuh


Belanda masih jauh vs China semangkin angkuh

Sudah suratan takdir sejarah dalam negeri. Yang mana dimana, rasa nasionalisme, jiwa patriotisme, kadar pancasilais luar-dalam diuji oleh penguasa. Sertifikasi bela negara bak pelajaran P4 zaman Orde Baru. Lupa akan arus globalisasi.

Akhirnya, anak bangsa pribumi nusantara dengan modal gadget (maksudnya HP dan produk lainnya). Merasa dunia dalam genggamannya. Merasa berkontribusi besar bagi republik, sekedar ikut arus berolok-olok politik.

Benang merah ‘nasakom’ antar pemerintah, menjadi landasan dan sekaligus payung praktik demokrasi nusantara.

Terjadilah penjajahan berlapis, sistematis dan tanpa batas waktu dan tempat.

Masih ingat berhala reformasi 3K (kaya, kuat, kuasa).

Banyak ikhwal tersirat di balik judul olah kata “biaya politik nasional mengalahkan rasa nasionalisme”. Sebagai kesimpulan santai sekaligus pembuka masuk ke kejadian nyata yang sedang berjalan.

Jebakan fenomena negara berkembang, terjadi disparitas antara manusia politik – manusia sosial – manusia ekonomi. Susah diketahui ‘siapa makan siapa’. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar