Ya Allah, kubawa semua timbunan
dan tumpukan dosaku ke rumah-Mu
Kebenaran maupun kenyataan dalam
memaknawikan takwa, yang antara lain adalah memelihara diri, mengantisipasi dari
segala macam dosa yang mungkin terjadi,
di atas kertaspun sarat, padat dan multitafsir tetapi mengerucut, apalagi dalam
praktik.
Memang ada dan seperti tiga serangkai : amal-pahala-dosa.
Kita bisa terjebak pada ruang optimis atau ruang pesimis. Sepertinya kedua
ruang itu tidak ada sekatnya. Keberadaanya terasanya seperti dalam satu ruang.
Kita wajib punya ilmu untuk mempraktikkan agama Islam. Mengolah
tiga serangkai : amal-pahala-dosa tidak bisa dilakukan
secara otodidak. Kita lakukan minimal sebagai pendengar yang baik dan setia
pada acara di majelis ilmu.
‘Ku tak tahu, apakah kegiatan harianku, mulai dari pagi
ini sampai pagi esok hari, yang nyaris rutin, tipikal berdampak postif terhadap
amal-pahala-dosa, atau sebaliknya.
Kita mulai dari satu ayat dalam Al-Qur’an, yaitu terjemahan [QS Al Qamar [54] : 45]
: “Sesungguhnya orang-orang
yang berdosa berada dalam kesesatan (di dunia) dan dalam neraka.”
Berat kan. Bagaimana jadinya kalau kita tersesat di dunia. Jangan-jangan di
mulai dari rumah sendiri, kita menjadi orang yang sesat. Masalahnya, acap kita
merasa tak berdosa ketika sedang berbuat sesuatu (karena sudah mendarah
daging).
Ya Allah, karena hidupku, kesibukanku banyak memakan waktu di rumah, maka
jangan murka Ya Allah, setiap kupenuhi panggilan-Mu lima waktu. Kuusahakan bergegas
ke rumah-Mu. Kukembalikan semua urusanku dan segala perkaraku kepada-Mu Ya
Allah. Dalam bentuk timbunan dan tumpukan dosaku, yang tak kuketahui, Ya Allah.
Wallahu a’lam bisshawab.[HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar