Halaman

Kamis, 09 Februari 2017

Ya Allah, kubawa semua timbunan dan tumpukan dosaku ke rumah-Mu



Ya Allah, kubawa semua timbunan dan tumpukan dosaku ke rumah-Mu

Kebenaran maupun kenyataan dalam memaknawikan takwa, yang antara lain  adalah memelihara diri, mengantisipasi dari segala macam dosa yang  mungkin terjadi, di atas kertaspun sarat, padat dan multitafsir tetapi mengerucut, apalagi dalam praktik.

Memang ada dan seperti tiga serangkai : amal-pahala-dosa. Kita bisa terjebak pada ruang optimis atau ruang pesimis. Sepertinya kedua ruang itu tidak ada sekatnya. Keberadaanya terasanya seperti dalam satu ruang.

Kita wajib punya ilmu untuk mempraktikkan agama Islam. Mengolah tiga serangkai : amal-pahala-dosa tidak bisa dilakukan secara otodidak. Kita lakukan minimal sebagai pendengar yang baik dan setia pada acara di majelis ilmu.

‘Ku tak tahu, apakah kegiatan harianku, mulai dari pagi ini sampai pagi esok hari, yang nyaris rutin, tipikal berdampak postif terhadap amal-pahala-dosa, atau sebaliknya.

Kita mulai dari satu ayat dalam Al-Qur’an, yaitu terjemahan [QS Al Qamar [54] : 45] : “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan (di dunia) dan dalam neraka.”

Berat kan. Bagaimana jadinya kalau kita tersesat di dunia. Jangan-jangan di mulai dari rumah sendiri, kita menjadi orang yang sesat. Masalahnya, acap kita merasa tak berdosa ketika sedang berbuat sesuatu (karena sudah mendarah daging).

Ya Allah, karena hidupku, kesibukanku banyak memakan waktu di rumah, maka jangan murka Ya Allah, setiap kupenuhi panggilan-Mu lima waktu. Kuusahakan bergegas ke rumah-Mu. Kukembalikan semua urusanku dan segala perkaraku kepada-Mu Ya Allah. Dalam bentuk timbunan dan tumpukan dosaku, yang tak kuketahui, Ya Allah. Wallahu a’lam bisshawab.[HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar