Halaman

Kamis, 23 Februari 2017

ujaran Jokowi : demokrasi kebablasan vs karena angka kuasa



ujaran Jokowi : demokrasi kebablasan vs karena angka kuasa


Betul kawan. Ideologi Nusantara yang dipraktikkan secara radikal oleh kawanan parpolis merupakan fungsi rupiah. Artinya, uang sebagai baban bakar utama mesin politik sekaligus sebagai tujuan utama dan pertama perjuangan politik anak bangsa. Seolah tidak bisa ditawar lagi.

Alenia pembuka di atas, sebagai awal gambaran umum jalannya demokrasi di Indonesia. Asas, faktor benar secara demokratis ditentukan oleh jumlah suara. Contoh sederhana, saat pilkada serentak rabu 15 Februari 2017, siapa yang patut, layak, pantas jadi kepala daerah ditentukan oleh banyaknya suara pemilih yang sah. Rahasia umum, bahwa angka Rp berbicara sejak awal saat menyaring dan menjaring pasangan calon sampai bentuk energik, bola liar politik uang.

Demokrasi kebablasan, bisa dijawab dengan sederhana. Apa ada demokrasi di NKRI. Kalau jawabannya : ada. Pertanyaan selanjutnya adalah demokrasi seperti apa yang ada itu kawan. Apakah demokrasi sebagai konsep nasional yang diberlakukan di daerah. Atau sebaliknya, demokrasi ala daerah, lokal yang terbaik, terunggul  akan maju mewakili Indonesia.

Karena kuota kursi kekuasaan terbatas, maka daftar tunggu yang merasa pantas jadi penguasa, semakin panjang. Seperti ujian masuk perguruan tinggi, gagal tahun ini, siap maju tahun depan. Atau yang pernah merasakan nikmat kursi kekuasaan, siap tempur maju pemlihan lagi. Suburlah makmurlah dinasti politik sampai tingkat lokal. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar