ujaran Jokowi : demokrasi kebablasan vs karena
angka kuasa
Betul kawan. Ideologi
Nusantara yang dipraktikkan secara radikal oleh kawanan parpolis merupakan
fungsi rupiah. Artinya, uang sebagai baban bakar utama mesin politik sekaligus
sebagai tujuan utama dan pertama perjuangan politik anak bangsa. Seolah tidak
bisa ditawar lagi.
Alenia pembuka di atas,
sebagai awal gambaran umum jalannya demokrasi di Indonesia. Asas, faktor benar
secara demokratis ditentukan oleh jumlah suara. Contoh sederhana, saat pilkada
serentak rabu 15 Februari 2017, siapa yang patut, layak, pantas jadi kepala
daerah ditentukan oleh banyaknya suara pemilih yang sah. Rahasia umum, bahwa angka
Rp berbicara sejak awal saat menyaring dan menjaring pasangan calon sampai
bentuk energik, bola liar politik uang.
Demokrasi kebablasan,
bisa dijawab dengan sederhana. Apa ada demokrasi di NKRI. Kalau jawabannya :
ada. Pertanyaan selanjutnya adalah demokrasi seperti apa yang ada itu kawan. Apakah
demokrasi sebagai konsep nasional yang diberlakukan di daerah. Atau sebaliknya,
demokrasi ala daerah, lokal yang terbaik, terunggul akan maju mewakili Indonesia.
Karena kuota kursi
kekuasaan terbatas, maka daftar tunggu yang merasa pantas jadi penguasa,
semakin panjang. Seperti ujian masuk perguruan tinggi, gagal tahun ini, siap
maju tahun depan. Atau yang pernah merasakan nikmat kursi kekuasaan, siap
tempur maju pemlihan lagi. Suburlah makmurlah dinasti politik sampai tingkat
lokal. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar