Halaman

Kamis, 23 Februari 2017

Komunitas Perokok Tanpa Bayar



Komunitas Perokok Tanpa Bayar

Namanya kelakuan. Pelakunya tidak pandang usia, latar belakang pendidikan, mata pencaharian, bahkan gender. Ada yang  bersifat temporer, insidentil maupun bisa-bisa bisa jadi kebiasaan. Lumrah, bisa mempengaruhi lingkungan. Atau malah menjadi trade mark bagi ybs.

Di kalangan perokok, terjadi revolusi mental ditandai dengan usia perokok pemula semakin muda sampai hasil survei menunjukkan populasi perokok aktif sudah layak untuk mendirikan sebuah partai politik. Atau tiap karakter perokok berdasarkan jenis rokok yang dihisapnya mentah-mentah, bisa mendirikan parpol.

Parpol perokok beraliran rokok pabrikan, berasaskan rokok tingwe, berbasis rokok cerutu, sampai dengan doktrin rokok oplosan. Se-Nusantara sepakat untuk tidak sepakat membentuk koalisi parpol perokok.

Ternyata olah kata ini melenceng dari judul. Sebagai ilustrasi pendukung.

Kembali ke judul. Karena mengikuti anjuran dokter, beberapa perokok mulai memgurangi rokok sendiri. Di saku tidak ada rokok sebatangpun. Jika serangan nafsu merokok datang dan sulit dihindari. kiatnya sederhana. Melobi teman atau siapa saja yang ditemuinya untuk berbagi rokok. Awalnya, basa-basi mau pinjam rokok, cukup sebatang. Untung kawanannya banyak. Bisa juga dengan model korek api.

Jumpa kawan senasib, tinggal bilang rokoknya habis, tinggal korek apinya. Rasa solidaritas, mau tak mau, lawan bicara dengan ringan tangan akan berbagi rokoknya. Cara ampuh ini banyak peminatnya. Bukan hanya yang sedang diet rokokpun ikut ambil bagian. Perokok aktif yang rekam jejaknya bisa masuk MURI, dengan enteng melakukan modus merokok tanpa bayar.

Bayangkan jika pelaku, pegiat, petugas partai sedang diet kekuasaan. Syhwat politik tidak mungkij dikebiri. Asal sua teman senasib maupun lawan politik tanpa sungkan akan pinjam kursi. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar