Halaman

Kamis, 09 Februari 2017

Umara Banyak Tingkah, Ulama Kena Getah



Umara Banyak Tingkah, Ulama Kena Getah

Kendati kasusnya lokal, yaitu inisiatif Polda Jatim untuk mendata ulama dan kiai. Mengingat populasi Jawa Timur nomor dua terpadat di NKRI, berdampak pada beban psikologis bagi polisi untuk mewujudkan keamanan dalam negeri. Sampel fakta ini justru semakin memperkuat sinyalemen, indikasi bukan sekedar ada udang di balik batu. Ada apa dengan polisi kita?

Secara umum jangan sampai diartikan bahwa pihak alat keamanan negara “kalah ilmu” dengan pelaku tindak pidana lintas negara sampai kewalahan meminimalisasi  tipikor di internal, lalu lantas membuat gaduh secara masif,  terstruktur, menerus mengatasnamakan keamanan negara.

Gambaran besarnya adalah ketika pemimpin bangsa, penyelenggara negara, pejabat publik secara sadar melakukan sesuatu yang dianggapnya baik dan benar. Mulai dari menyusun kebijakan, membuat pernyataan, mengambil tindakan yang instan dan serba asal serta jauh dari yang dibutuhkan rakyat.

Jadi, semakin umara (umara, bentuk jamak dari kata amir, artinya pemimpin, penguasa. Kosakata amir sepadan dengan ulul amri dalam Al-Qur'an yang artinya orang yang mempunyai pengaruh, kekuasan; orang yang memangku urusan rakyat; penguasa) bertingkah, banyak tingkah, berulah terutama dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi jika dikritisi, mendapat respon positif dari rakyat karena efek dominonya terasa nyata, apalagi jika ada aksi damai turun gunung, ujung-ujungnya ulama yang kena getah. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar