efek domino revolusi mental, pendataan umat dan kiai vs pengendalian harga
cabai rawit
Kreativitas, insiatif, daya imajinasi
dan fantasi Polda Jatim agar jajaran polres kabupaten/kota untuk mendata ulama
dan kiai berpengaruh di wilayah kerjanya, patut disaluti dan diacungi dua
jempol tangan kanan dan tangan kiri.
Alasannya sangat masuk akal, hanya
untuk memudahkan Polda Jatim apabila hendak mengundang ulama dan kiai dalam
acara keagamaan ataupun acara polda. Bagaimana kiat agar undangan dimaksud
nantinya sampai ke tangan yang berhak, urusan nanti. Namanya teori.
Fakta lapangan membuktikan harga cabai
rawit kian tak terkendali, tulis Republika, Rabu, 8 Februari 2017. Detil dari
penyebab kenaikan harga dan upaya pemerintah stabilkan harga cabai rawit,
terkait faktor transportasi. Akan lebih mulia/mulya jika polisi ikut andil
berperan aktif dalam pengamanan pasokan dan distribusi. Minimal ikut meratakan
pasokan dari daerah surplus ke daerah minus di wilayah kerja Polda Jatim.
Karena menyangkut kepentingan rakyat
banyak, operasi senyap tentu sudah dilakukan dilakukan oleh pihak polisi secara
nasional. Bayangkan, tanpa bantuan turun tangan langsung, pasti pemerintah
Jokowi-JK sudah impor cabai rawit dari negara yang paling bersahabat.
Berkat revolusi mental, urusan perut
rakyat jadi terkendali. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar