Indonesia
Siaga Dan Darurat Bencana Politik
Tanpa terasa,
atau tepatnya diluar jangkauan logika, nalar, naluri pemain, pelaku, pegiat,
pekerja partai yang sibuk dengan gonjang-ganjing politi dala negeri. Walhasil,
politik luar negeri kebobolan maling di siang hari bolong. Adalah berita :
“Misteri Siti Aisyah, WNI di Balik
Pembunuhan Kim Jong-Nam”
Demikian judul
berita di halaman depan paling bawah, Republika, Jumat 17 Februari 2017. Singkat
berita, adalah Siti Aisyah, lahir 11 Februari 1992, berasal dari Serang. Pemegang
paspor yang dikeluarkan kantor imigrasi Jakarta Barat. Ybs bersama wanita
lainnya berpaspor Vietnam bernama Doan Thi Huong diduga telah membunuh Kim
Jong-Nam di Hall 2 terminal keberangkatan bandara internasional Kuala Lumpur,
Malaysia, Senin [13/2] pagi sekitar pukul 09:00 waktu setempat. Bukti di dapat
dari rekaman CCTV bandara.
Kim Jong-Nam
adalah saudara seayah pimpinan tertinggi Republik Demokratik Korea Utara Kim
Jong-Un.
- - - - - - -
-
Ujar gaya
masyarakat Jawa : “Untung NKRI sibuk dengan pilkada
serentak Rabu, 15 Februari 2017”. Energi dan emosi anak bangsa
diperas, diserap khusus untuk menikmati bencana politik lokal episode pilkada
gubernur DKI Jakarta. Pelaku utama atau biang keladi, biang kerok, gembong
adalah pejawat, petahana gubernur DKI Jakarta 2012-2017 dengan ramuan
leluhurnya yaitu isu SARA.
Jadi keuntungan
tadi tidak membawa keberuntungan bagi tukang pungut berita. Sejauh ini belum
ada pihak media berbayar yang memanfaatkan kasus tsb sebagai peluang dan
kesempatan untuk memojokkan lawan politik atau pihak tertentu yang dianggap
berseberangan.
Biasanya yang
ahli komen adalah sang wakil presiden JK. Atau itu si pemilik media yang ahli
orasi dengan wajah berhiba-hiba. Agar tampak prihatin memikirkan nasib Siti Aisyah.
Kita tunggu
kiprah, kontribusi nyata gebrakan dari tokoh nasional wanita Indonesia untuk
maju sendirian ke negeri seberang.
Jangan
disimpulkan kalau Siti Aisyah sebagai alat negara komunis Korut. Di dalam
negeri, banyak anak bangsa memang sejak zaman dulu kala menjadi alat, kaki
tangan, perpanjangan tangan, relawan, jongos negara komunis terbesar di dunia.
[HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar