Halaman

Minggu, 23 Januari 2022

tradisi politik lisan, ajang gaul bebas salah

 tradisi politik lisan, ajang gaul bebas salah

 Betapa okum ketua umum sebuah partai politik bangkotan. Merasa digdaya dengan hak prerogatif. Ujarannya adalah kebijakan partai. Kekeseringanan mudhal piwulang, modal diktat produk leluhur. Tak ayal kawanan kader jadi latah dan hafal jargon, propaganda. Setiap tampil, anak didik politik siap ngantuk. Gaya  manthuk-manthuk tanda setuju, bukti paham.

Diktat politik tersedia. Sebagai bahan cetak tulisan, begitu dituturkan, dilisankan, dibacakan tanpa  ekspresi. Polesan gelar akademis kehormatan untuk pencitraan. Ora ngefek barblas. Lelucon politik bikin tambah maksiat.    

Tanpa pembisik maupun pembusuk. Asas kepatuhan dan ketaatan atas konspirasi, skenario dari investor politik, bisa merasa angin di atas kertas. Akhirnya, paruh akhir 2019-2024 menjadi ajang laga  pertaruhan harga diri. Tak perlu jajag pendapat, survei tanpa survei, survei berbayar, hitung  mundur, aksi kajian akademis dalam negeri. Sejarah memang seolah berulang, tetapi bukan pengulangan sejarah. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar