jangan kau khianati lagi ibu pertiwi
Merasa dengan mengatasnamakan rakyat tapak tanah. Maka rakyat dengan khidmat akan mendaulat dirinya menduduki takhta rakyat nomor satu. Penguasa tunggal, sentral rakyat. Kebesaran angan-angan kian melambungkan harga diri. Merasa tanpa tanding, tiada cela. Cuma bawa sial bangsa dan negara.
Panggung wayang nusantara semakin menciut. Sejengkal demi sejengkal jadi agunan, jaminan, barter dana sukses pembangunan. Siapa nyana hamparan kursi bernama sampai keturunan tanpa nama. Belum lahir sudah kebagian kursi. Beda nasib dengan rakyat, belum bernama sudah tercatat di daftar tunggakan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar