generasi 3G vs generasi 3G
Penyebutan generasi subversi nusantara tidak berdasarkan kelompok umur, rentang tahun kelahiran. Lebih mengacu pada gagap politik. Melek politik kebablasan melebihi fanatisme penyuka timda Persib maupun penggila klub Persija.
Tercatat generasi korban gagap TIK ditengarai hobi gibah, gunjing, gosip. Pemegang ijazah S1 apalagi, ahli kerajinan tangan ujung jari bak anak jalanan. Bebas tata krama bahasa. Punya bahasa dan kamus pemangsa segala. Efek samping mampu mencetak kawanan relawan digital politik, pendengung, penista diri mandiri lewat ajaran ujaran berminyak muka, penebar dan penabur fitnah dunia.
Sisanya tersebut korban adab berkemajuan di tempat. Cepat matang luar. Utamakan bungkus daripada isi, potensi diri. Persaingan rebutan rezeki sepiring nasi, bisa-bisa bisa mengkorbankan. Oleh karena itu, model tapi bukan model “kucing berjalan” tidak jauh-jauh dari urusan gaul, gaya, gengsi. Tahu diri jaga jarak, penerima pengguna jasa antar makanan/minuman ongkir gratis. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar