éktradisi mbokdé mukiyo, dudu éks-tradisi
Derajat keilmuan yang disandang leluhur. Standar kerakyatan, akan menjadi tradisi keilmuan bagi anak cucu. Analog, keluarga tani melahirkan generasi petani. Zaman negara agraris masih bunyi. Kendati belum ada semboyan swasembada pangan. Belum-belum, baru sampai anak, tradisi keilmuan mandeg. Situasi politik membentuk watak, ilmu keturunan lebih menentukan nasib diri.
Sanjungan sang ayah, ketika melihat kuliah sang anak ngadat. Ujaran ybs sebagai anak cerdas, dianggap penilaian kadar akademis. Disetarakan. Akhirnya, ybs bangga selaku pewaris utama kendaraan politik. Tidak perlu berkeringat cari lahan garapan. Duduk manis, pemuja-pemuji menghampirinya. Trah agawe bubrah tatanan negoro.
Selama rakyat sabar dalam mentaati kesabaran. Keserakahan karena merasa mampu menentukan nasib petani untuk bertahan. Petani gurem berhak sertifikat gratis plus bantuan presiden traktor tangan prodeo. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar