era megatega,
tiwas edan tenan tetep ora keduman
Ki dalang Sobopawon
bingung binti linglung. Arep sambat utowo protes, wedi digeguyu pitik walik
sobo pawon. Arep bengak-bengok ora ilok. Meneng wae dikiro nrimo ing pandum. Rerasan
karo tonggo, biso-biso kesambet betara Kala. Uneg-uneg yen dipendem kuatir
jerawaten ning rai, bisul ning bokong. Mumet tenan, milih uro-uro ning pawon.
Jika kita simak
rangkaian, runtutan, rentetan bencana politik yang bersumber dari pusat kekuasaan
negara, teori secanggih apapun tidak bisa menjawab. Kajian akademis klas dunia
hanya bisa memberi komentar datar. Ironis ninti tragisnya, mantan pelaku utama
sampai pelaku numpang duduk, tidak tahu apa yang telah dilakukannya.
Kita bersyukur, masih
ada sentiment positif yang membangkitkan semangat untuk tetap utuh. Konflik,
gesekan, friksi akibat syahwat politik di luar batas kewajaran, sudah menjadi
senjata makan tuan.
Musuh nyata di depan
mata, bukan sekedar dari dukun ahli melipatkgandakan uang, tetapi dari dukun
politik yang butuh bebanten diri sendiri, keluarga sendiri. [Haen]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar