Halaman

Jumat, 30 September 2016

era megatega, tiwas edan tenan tetep ora keduman



era megatega, tiwas edan tenan tetep ora keduman

Ki dalang Sobopawon bingung binti linglung. Arep sambat utowo protes, wedi digeguyu pitik walik sobo pawon. Arep bengak-bengok ora ilok. Meneng wae dikiro nrimo ing pandum. Rerasan karo tonggo, biso-biso kesambet betara Kala. Uneg-uneg yen dipendem kuatir jerawaten ning rai, bisul ning bokong. Mumet tenan, milih uro-uro ning pawon.

Jika kita simak rangkaian, runtutan, rentetan bencana politik yang bersumber dari pusat kekuasaan negara, teori secanggih apapun tidak bisa menjawab. Kajian akademis klas dunia hanya bisa memberi komentar datar. Ironis ninti tragisnya, mantan pelaku utama sampai pelaku numpang duduk, tidak tahu apa yang telah dilakukannya.

Kita bersyukur, masih ada sentiment positif yang membangkitkan semangat untuk tetap utuh. Konflik, gesekan, friksi akibat syahwat politik di luar batas kewajaran, sudah menjadi senjata makan tuan.

Musuh nyata di depan mata, bukan sekedar dari dukun ahli melipatkgandakan uang, tetapi dari dukun politik yang butuh bebanten diri sendiri, keluarga sendiri. [Haen]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar