Halaman

Minggu, 04 September 2016

efek domino pilpres, revolusi mental vs evolusi mukiyo



efek domino pilpres, revolusi mental vs evolusi mukiyo

Semenjak tahun 2004, presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat yang telah mempunyai hak pilik. Indonesia terhitung sudah 3x melaksanakan pilpres, 2004, 2009 dan 2014. Belum ada laporan resmi dari pihak berwenang, pihak berwajib atau kelompok yang merasa kuasa tentang dampak, ekses maupun efeknya. Apakah biaya politik lebih boros daripada biaya penyelenggaraan pesta demokrasi, lembaga survei tanpa survei, survei pesanan, survei berbayar belum ada yang merilis hasilnya. Bagaimana kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara terkontaminasi secara sistematis, formal dan konstitusional.

Jangan ditanya, apakah rakyat sudah puas akan kemanfaatan hasil pilpres. Saat kampanye, menjadi akronim kampungan, panik, dan mencekam. Antar rakyat seperti diadu domba. Antar komunitas masyarakat seperti dikotak-kotak secara politis. Pilpres mirip referendum, bahwa suara mayoritas yang akan berkuasa. Dan yang sedang berkuasa akan menulis sejarah kegemilangannya. Bukan berarti yang benar, akan menang, walau di akhir episode.

Pesta demokrasi 2014, tidak sekedar membuktikan bahwa partai politik juara umum tidak siap menang, bahkan tidak tahu mau berbuat apa untuk masa depan nusa dan bangsa, minimal selama lima tahun mau berkontribusi, berprestasi, berkarya nyata apa juga tidak melintas dibenaknya. Ironis, malah membagi kekuasaan saja, artinya siapa mendapat apa, jauh dari prefesional. Mereka terjebak politik transaksional. Otak politik parpol penguasa negara hanya dijejali nafsu balas dendam. Bara nafsu melibas dan menyalip lawan politiknya begitu kental sampai darah daging dan tulang sumsumnya. Bahkan kentut pun beraroma irama politik balas dendam.

Celaka benar anak bangsa ini, mendewa-dewakan jasa nenek moyangnya tanpa harus meningkatkan kadar diri. Mendaur ulang kedigdayaan masa lampau, tanpa prestasi diri. Rakyat selama lima tahun dijadikan ajang uji coba, bak tabung reaksi uji coba kebijakan yang seolah dikemas pro-rakyat. Yakin perjalanan politik bisa sampai akhir periode, tidak turun di tengah jalan sebelum jatuh tempo, tak ayal tanpa sungkan mempersiapkan langkah menuju 2019. Opo tumon. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar