Halaman

Jumat, 30 September 2016

Perlu Penjaga Pintu Jaringan Internet



Perlu Penjaga Pintu Jaringan Internet

Ikhwal siber Indonesia rentan diserang asing, bukan masalah dan hal baru. Setiap kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tentu ada efek sampingan, khususnya dampak buruk, efek domino atau memancing tumbuhnya berbagai jenis kejahatan yang belum ada pasalnya. Ingat makna istilah asing “the man behind the gun”.

Terkadang, dibanding dengan negara lain, “bersyukur” bahwa penyerangan sistem siber Indonesia masih masuk katergori aman terkendali. Katakan, belum menjadi isu nasional. Mengingat luas dan panjangnya Nusantara, serta tingkat keawaman atau ke-gaptek-an pengguna komputer, disertai tugas instansi pemerintah sebagai pengatur lalu lintas informasi, perlu langkah preventif, pro aktif yang terukur.

Kita tidak bisa tutup mata jika ada anak bangsa, dengan kecerdasan dan hobi otak-atik TIK bisa menjadi alat yang multi fungsi, multi manfaat, multi guna. Dalih ‘siapa menguasai informasi akan menguasai dunia’ didukung TIK dalam genggaman, tidak sekedar waktu dan jarak bukan lagi menjadi kendala. Tidak sekedar pabrik kata dan kalimat, bisa menimbulkan bencana terselubung.

Mengingat penyerang sistem siber Indonesia dimungkinkan tidak sekedar dari “kerja orang iseng”, bisa dari system atau negara asing. Masalah laten muncul jika pihak asing ngobok-obok dapur negara.

Mengantisipasi banjir lokal dan khususnya banjir kiriman dari negara asing, tak ayal layak Indonesia mempunyai sistem pengamanan dan pertahanan. Setiap pengguna selain mempunyai sistem pengaman tersendiri, namun diharapkan terintergrasi. Perlu “penjaga pintu” yang mengendalikan arus lalu lintas informasi serta peringatan dini terhadap penyerang asing sekaligus berdaya cegah tangkal. Artinya, TIK buatan manusia jangan sampai kita malah menjadi budaknya. Opo tumon. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar