Misteri Sepucuk
Tauge Tergeletak Di Lantai Dapur
Cuplilkan
skenario kehidupan yang akan kita lakoni, yang nantinya akan kita lakukan, oleh Allah ditayangkan lewat mimpi malam kita.
Pengalaman dengan bangun di akhir sepertiga malam, tidak serta merta saya
menjadi otomatis bisa melakukan tiap malam. Tidur malam kita dimatikan
sementara oleh Allah. Hukum Islam tidak berlaku pada orang yang sedang tidur
sampai terbangun. Indra pendengaran tidak ikut tidur total. Indra perabaan oleh
kulit, sesekali secara reflek berfungsi ketika gatal digigit nyamuk.
Disyaratkan
sebelum tidur kita berwudhu, baca doa sebelum tidur, baca beberapa surah Al-Qur’an,
serta niatkan untuk apa kita tidur. Tak kalah urgen niatkan bisa tegakkan
tahajud, atau minimal bisa subuh di awal waktu. Bisa juga niat untuk urusan
manusia, misal agar enerji diri bisa pulih. Mirip diisi ulang, setelah seharian
digeber habis mengikuti langkah otak kita. Posisi tidur, keadaan lingkungan
kamar tidur, penghawaan dan penyinaran bisa mempengaruhi kadar mimpi. Apa yang
kita lakukan hari ini, bisa dievaluasi lewat mimpi malam.
Malam
itu saya masih dalam kondisi mengerjakan sisa-sisa batuk asma. Makan minum
menjadi tidak normal. Utamakan bisa tarik nafas sampai penuh. Kalau nafas
dibiarkan mengikuti selera pasar, batuk asma akan berperan nyata. Orang bilang
batuk kering, dengan suara terkekeh-kekeh. Batuk berulang dengan nada dinamis. Penuh
curahan tenaga. Ketika alarm tubuh mengingatkan untuk bangun, saya masih
menawar – yang saya yakin bahwa
Allah kirim sinyal – batuk aman baru
bangkit. Tanpa terasa saya seperti sedang mengepel lantai dapur, ada sedikit
genangan atau tumpahan air yang tidak bening. Tepatnya, dengan kain pel saya
pakai untuk menyerap air dan diperas di gayung. Tiba-tiba mata saya tertuju ke
sepucuk tauge. Tauge bagian dari sayur, bukan tauge segar. Seingat saya, di
rumah tidak ada sayur. Atau sepagi itukah isteri saya masak sayuran. Wallahu’alam.
Pagi
itu ada sms masuk, bilang nanti pukul 9an akan antar makanan. Saya jawab
singkat “Ok. Sy di rumah sdng sibuk dng laptop”. Usai isteri berangkat kerja,
maklum saya pensiunan yang masih produktif, ada anak SD berseragam pramuka-wati masuk ke teras. Singkat
kata, “Ini dari mama. Sayurnya, siang dipanasi”, kata sang anak. Selain berterima
kasih, saya bersyukur dapat rezeki berupa santapan. Masih terpaku dengan yang
sedang saya ketik, bungkusan bingkisan yang terasa hangat saya letakkan di
lantai dapur. Saya lanjut jari menari di laptop.
Karena
panggilan perut, saya buka bungkusan tadi. Macam-macam asupan. Ada nasi di
rantang plastik putih plus sayur dan lauk basah, pisang serta makanan ringan. Sayur
saya tuang ke basi. Ternyata tempat sayur bocor, atau karena penuh dan oleng
saat diantar, walau di plastik kresek bening. Beres keluarkan makanan, ada
tumpahan sayur di lantai. Ambil pel untuk mengeringkan. Ya Allah, tercecer
sepucuk tauge di lantai. Adegan ini mirip dalam mimpi malam beberapa jam
sebelum kejadian nyata. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar