Halaman

Jumat, 23 September 2016

Misteri Sepucuk Tauge Tergeletak Di Lantai Dapur



Misteri Sepucuk Tauge Tergeletak Di Lantai Dapur

Cuplilkan skenario kehidupan yang akan kita lakoni, yang nantinya akan kita lakukan,  oleh Allah ditayangkan lewat mimpi malam kita. Pengalaman dengan bangun di akhir sepertiga malam, tidak serta merta saya menjadi otomatis bisa melakukan tiap malam. Tidur malam kita dimatikan sementara oleh Allah. Hukum Islam tidak berlaku pada orang yang sedang tidur sampai terbangun. Indra pendengaran tidak ikut tidur total. Indra perabaan oleh kulit, sesekali secara reflek berfungsi ketika gatal digigit nyamuk.

Disyaratkan sebelum tidur kita berwudhu, baca doa sebelum tidur, baca beberapa surah Al-Qur’an, serta niatkan untuk apa kita tidur. Tak kalah urgen niatkan bisa tegakkan tahajud, atau minimal bisa subuh di awal waktu. Bisa juga niat untuk urusan manusia, misal agar enerji diri bisa pulih. Mirip diisi ulang, setelah seharian digeber habis mengikuti langkah otak kita. Posisi tidur, keadaan lingkungan kamar tidur, penghawaan dan penyinaran bisa mempengaruhi kadar mimpi. Apa yang kita lakukan hari ini, bisa dievaluasi lewat mimpi malam.

Malam itu saya masih dalam kondisi mengerjakan sisa-sisa batuk asma. Makan minum menjadi tidak normal. Utamakan bisa tarik nafas sampai penuh. Kalau nafas dibiarkan mengikuti selera pasar, batuk asma akan berperan nyata. Orang bilang batuk kering, dengan suara terkekeh-kekeh. Batuk berulang dengan nada dinamis. Penuh curahan tenaga. Ketika alarm tubuh mengingatkan untuk bangun, saya masih menawar yang saya yakin bahwa Allah kirim sinyal batuk aman baru bangkit. Tanpa terasa saya seperti sedang mengepel lantai dapur, ada sedikit genangan atau tumpahan air yang tidak bening. Tepatnya, dengan kain pel saya pakai untuk menyerap air dan diperas di gayung. Tiba-tiba mata saya tertuju ke sepucuk tauge. Tauge bagian dari sayur, bukan tauge segar. Seingat saya, di rumah tidak ada sayur. Atau sepagi itukah isteri saya masak sayuran. Wallahu’alam.

Pagi itu ada sms masuk, bilang nanti pukul 9an akan antar makanan. Saya jawab singkat “Ok. Sy di rumah sdng sibuk dng laptop”. Usai isteri berangkat kerja, maklum saya pensiunan yang masih produktif, ada anak  SD berseragam pramuka-wati masuk ke teras. Singkat kata, “Ini dari mama. Sayurnya, siang dipanasi”, kata sang anak. Selain berterima kasih, saya bersyukur dapat rezeki berupa santapan. Masih terpaku dengan yang sedang saya ketik, bungkusan bingkisan yang terasa hangat saya letakkan di lantai dapur. Saya lanjut jari menari di laptop.

Karena panggilan perut, saya buka bungkusan tadi. Macam-macam asupan. Ada nasi di rantang plastik putih plus sayur dan lauk basah, pisang serta makanan ringan. Sayur saya tuang ke basi. Ternyata tempat sayur bocor, atau karena penuh dan oleng saat diantar, walau di plastik kresek bening. Beres keluarkan makanan, ada tumpahan sayur di lantai. Ambil pel untuk mengeringkan. Ya Allah, tercecer sepucuk tauge di lantai. Adegan ini mirip dalam mimpi malam beberapa jam sebelum kejadian nyata. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar