Halaman

Rabu, 28 September 2016

kedaulatan politik Nusantara, sendiko dawuh vs evolusi mukiyo



kedaulatan politik Nusantara, sendiko dawuh vs evolusi mukiyo

Konon, ngudal piwulang ki dalang Sobopawon, skenario dan babakan revolusi mental, trisakti sampai nawa cit(r)a period ke(c)emasan Nusantara tentang niat politik semakin terkuak, tersingkap, terungkap dengan sendirinya. Serapat-rapat kawanan politik memendam dendam politiknya, semakin lama malah semakin aroma iramanya tidak bisa dibedakan hakikatnya.

Allah tidak tidur kawan dan tidak perna tidur. Ketika generasi pemilih pemula, masih belum terkontaminasi gelap-gulita wajah politik Nusantara. Generasi yang ditengarai sebagai Generasi Y, tidak sekedar melek politik. Generasi Y bisa menilai mana emas, mana loyang. Mana sepuhan, karbitan, dadakan, mana generasi sepuh yang berkadar Loyang.

Pilkada serentak 2017, sebagai masa pancaroba kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di negeri sendiri. Wajar, generasi muda berkiblat ke budaya asing, aneh yang serba bebas. Penyakit yang melanda generasi muda sebagai ekses keterbukaan Indonesia mengantisipasi pasar bebas dunia.

Ada juga sebagian generasi muda yang merasa asing dengan dirinya sendiri. Dampak gaya gaul, gengsi, pola hidup duniawi, penyesuaian diri dengan laju peradaban menjadikan mereka matang sebelum waktunya. Ada juga yang terlambat dewasa. Kebanyakan revolusi diri dipacu dan dipicu makanan sampah produk luar negeri.

Sebelum keblusuk ke kondisi bak negara tak bertuan, kita istirahatkan olah kata ini. opo tumon. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar