Halaman

Jumat, 09 September 2016

efek domino merasa bisa, mulang sarak vs evolusi mukiyo



efek domino merasa bisa, mulang sarak vs evolusi mukiyo

Tidak ada yang memulai, juga bukan ajaran nenek moyang. Tapi karena namanya penyakit hati manusia, dipelopori oleh anak nabi Adam, Habil dan Qabil, menjadi penyakit turun temurun dan mendarah daging. Hikmah di balik peristiwa tersebut, malah menjadi inspirasi anak keturunan nabi Adam, untuk meningkatkan kadar susbtansinya. Munculnya dinasti berbasis watak, karakter, dan nafsu ala Qabil.

Ironis, Qabil-isme menjajah jiwa kawanan parpolis Nusantara. Mulai oknum ketua umum seumur hidup sampai relawan, bolo dupak partai penguasa negara. Terhadap “saudara” saja megatega, apalagi terhadap lawan politik. Menyebut nama saja seolah haram. Dendam kesumat dibalut cita rasa dendam politik menjadikan mata hati dan hati nuraninya mengalami degradasi secara menahun.

Sejarah yang direkayasa pelaku sejarah, tetap mengedepankan dendam politik yang bak bara dalam sekam. Pemberontakan dua kali oleh PKI, peristiwa Madiun September 1948 dan G30S 1965, oleh anak cucunya dianggap sebagai HAM. Rakyat membela negara dari makar PKI, diputarbalikkan sebagai anti HAM. Kita tidak tahu apakah garis keturunan PKI tetap sebagai bahaya laten, melebur ke partai politik tertentu, atau kerkawan dengan kamrad dari negara komunis yang masih tersisa dan eksis. Opo tumon. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar