efek domino generasi emas Nusantara, generasi tanpa
ideologi vs evolusi mukiyo
Bukannya pemerintah sengaja melakukan pembiaran maraknya perilaku penyimpangan
seksual, kejahatan seksual atau pasal kejahatan lainnya yang korbannya calon
generasi bangsa. NKRI harus dengan asas kehati-hatian serta berbasis dalih
menegakkan HAM, tidak bisa sundang, sruduk kanan kiri seenak wudel tetangga. Mengandalkan
bonus demografi, akhirnya pemerintah mengambil langkah apa adanya. Tunggu tanggal
mainnya, baru bereaksi, belum jaminan untuk beraksi.
Paling runyam, pemerintah secara de
facto dan de jure, nyaris
kehabisan nyali dan persediaan nafas tinggal yang senin-kamis menghadapi
perongrong dari dalam yang mengeroposkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Daya pengeroposan dari dalam merupakan dampak nyata
dari partai politik juara umum pesta demokrasi 2014 tidak siap menang. Pengkaderan
saja hanya alih kekuasaan ke kerabat, apalagi mempunyai konsep bernegara.
Indonesia dengan jajaran ratusan partai politik, segala aliran, semua plat form, namun betapa susahnya anak
bangsa menemukan ideologi yang dikemas dari daya juang, daya saing,
keoriginalan memaknai kehidupan oleh rakyat. Diperparah tidak ada tokoh
panutan, yang ada tokoh pemanut yang acap diperagakan oleh Jokowi sebagai
pekerja partai ketika sua presiden senior. Opo
tumon. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar