Asas Manfaat, Faktor Penentu Keberlanjutan Reklamasi Jakarta
Proyek reklamasi
bertujuan menambah luas daratan suatu wilayah provinsi untuk berbagai
kepentingan dan kemanfaatan. Praktik reklamasi bukan barang baru di Indonesia.
Keputusan akhir penetapan proyek reklamasi oleh pemerintah provinsi sarat
dengan pesan politik atau didominasi oleh kebijakan politik.
Kasus reklamasi pantai
utara Jakarta, merupakan perpaduan dua pihak yang menjadi “biang masalah”. Walau
bersifat penerawangan, namun membaca gejala awam atas rahasia apa ada apa di
balik reklamasi Jakarta. Tentu, penyebab daya tarik kasus ini karena peran dan
fungsi DKI Jakarta sebagai ibu kota negara.
Salah satu pihak yang
menetapkan, ‘ketok palu’ bahwa proyek reklamasi Jakarta harus dimulai, berjalan,
tidak bisa lepas dari kebijakan politik serta tak mampu mengabaikan pesan moral
pelaku ekonomi yang suda eksis sejak penjajahan Belanda. Artinya, lebih tua
daripada usia Jakarta. Jakarta sebagai gudangnya uang rupiah seindonesia.
Pihak yang kedua, adalah
pihak pengemban amanat pembangunan reklamasi pantai utara Jakarta. Justru pihak
ini sebagai inisiator atau minimal pembisik agar ada proyek reklamasi. Pada
waktu yang tepat, tempat yang tepat, dengan orang yang tepat, terjadi kompromi,
kolaborasi, kong kalingkong, simbiosis mutualistis bukan skala nasional. Kondisi
ini sudah disinyalir usai pilkada DKI Jakarta 2012.
Walau gubernur sebagai
perpanjangan tangan Pemerintah, bukan berarti dengan semangat otonomi daerah
mengantongi hak prerogatif. Jika presiden diminta bersikap soal reklamasi,
dipastikan presiden sudah mendelegasikan wewenangnya kepada gubernur dan
terserah kebijakan yang diambil para pembantunya. Walhasil, anggota kabinet
kerja hasil bongkar pasang babak II, dipastikan akan saling adu bijak.
Jakarta kota serba
padat. Jika padat bangunan, padat penduduk yang mendasari proyek reklamasi,
dipastikan menjadi berkah. Prediksi dan raihan manfaat apa saja yang bisa
dirasakan rakyat Indonesia, semakin menegaskan tujuan mulai reklamasi. Opo tumon. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar