penjajah bangsa sendiri vs otoritas politik nusantara
Bom waktu peninggalan penjajah bangsa asing.Terbukti melegenda ketika negara
yang telah
ditinggalkannya. Sekian periode lima tahunan (masa jabatan presiden, kepala negara atau
sebutan setara), status negara didominasi kategori negara berkembang di tempat.
Pertambahan, pertumbuhan populasi penduduk di atas rata-rata negara maju dan atau
kaya.
Sebaran penduduk di daerah terbangun mengindikasikan pemeratan pembangunan berbasis
skala prioritas. Anak emas vs anak tiri. Orangtua kandung vs orangtua sambung.
Pengkotak-kotakan, kutubisasi, berkubuan kepolitikan
kian membelah celah persatuan anak bangsa pribumi. Tirani minoritas
maupun penguasa ‘keadilan sosial’, terus berkibar.
Kemajemukan nusantara, multiSARA
menjadi ajang ladang suburnya asas mégatéga.
Stigma, kredo, jargon generasi “madesu” (masa depan suram) bergulir bebas. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar