aturan main vs main aturan
Nusantara sarat orang pintar, jenuh
manusia cerdik pandai, jemu makhluk sosial cerdas waras. Saking “punya otak”,
apa saja diotaki.
Falsafah
othak-athik mathuk, firasat othak-athik gathuk. Format maupun formasi sosiologi
kebangsaan nusantara, tidak mempersoalkan hakikat pandai maupun pandai-pandai.
Adonan, oplosan kawanan “punya otak”. Gerak langkah kanan
atau langah kiri harus nyata beda. Beda nasib dengan kinerja mulut khusus berbahasa
tutur. Standar baku mulut, sesuai bukaan. jaga bukaan mulut plus
acap cuci ingatan diri. jaga bukaan mulut plus kendali lancang tangan.
Pertimbangan under control, di bawah satu kendali
mutu.
Dalil urusan perut, lihat mulut sendiri. Bermula dari budaya,
menyekolahkan anaknya agar jadi orang. Agar
tidak bodoh. Revolusi budaya dilengkapi revolusi mental, banyak setelah jadi
orang, lantas mau jadi apa lagi. Terlebih sudah merasa pintar, cerdas,
pandai. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar