negara sejahtera mrucut vs negeri multipartai kebacut
Atas nama akar sejarah, mau yang dicetak pakai
tinta emas, mau yang disusun oleh penguasa. Rasanya, banyak
kejadian sepertinya nyaris berulang, tipikal. Cuma beda pelaku. Soal kejadian
perkara lebih canggih, pokoknya serba lebih. Berbanding lurus dengan
pendayagunaan akal sehat atau otak cerdas manusia.
Rumusan dinamis adab bernusantara, sarat saling silang kepentingan.
Penduduk yang menjadi target fisik dan
sasaran fungsional pembangunan,
mau tak mau harus rela berkorban diri demi sukses aksi pembangunan nasional
di segala bidang.
Sebelum jauh keprucut, ingat BPS. Jika ada rakyat dalam
persentase besar masuk di luar mahzab ‘adil, makmur, sejahtera’ secara konstitusional
mendapat stigma sebagai masyarakat kurang beruntung.
Skenario preventif, antisipasi,
proaktif sampai pakai pasal modus libas tuntas sebelum tunas merupakan terjemahan dari konspirasi, skenario global. Andalan nusantara di skala
regional ASEAN dengan aji-aji asap karhutla. Menarik perhatian dunia dan
memancing reaksi PBB.
Akhirnya rakyat tapak tanah tetap sedia,
siap, siaga, sigap 24 jam. Kebal akan anomali cuaca politik yang tak ramah bangsa
sendiri. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar