rubuh-rebah-roboh berkependirian diri
Lagu anak-anak ”balonku ada lima” belum
tergantikan. Pelanjutnya mungkin banyak. Masih kalah berlagu. Kendati warna-warni,
mambo atau warna norak berani beda. Irama kehidupan anak-anak lebur larut dengan laju peradaban bangsa. Muncul
boneka tiup aneka bentuk pengganti balon gas, balon klakson.
Mata balon atau pusat balon menjadi titik
lemah. Ditandai paling tipis, warna bening. Lobang cetakan.
Demikianlah kehidupan manusia. Besar
nama karena tiupan, diisi gas peringan. Tersenggol api mudah meledak. Ledakan beruntun.
Apakah masih “balon hijau”yang meledak duluan.
Fakta ringan di atas, menjadi pintu masuk ke fakta diluar
akal manusia. Betapa lemahnya diri ini. Tertusuk duri gampang meledak. Ironis binti
miris, derajat kemanusiaan terukur pada kuat memendam
bara dendam. Tidak perlu disulut, dikompori atau diprovokasi. Semua warna. Sentuhan
ringan langsung menyala(k). [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar