Halaman

Senin, 13 Maret 2023

usai simak narasi, jiwa terisi

usai simak narasi, jiwa terisi 

Jiwa manusia butuh asupan gizi seimbang setiap saat. Nilai keagamaan sudah meriwayatkan tata  cara merawat dan meruwat jiwa. Filosofi Jawa memahami jiwa adalah siji waé. Ora ono liyané. Ora ono tunggalé. Siji til. Tida k ada ikat-kait-kiat dengan perasan sila-sila daripada dasar negara. Limo nanging  siji, siji nanging limo.

Dikatakan ada manusia hidup tanpa jiwa. Kasat mata malah tampak gagah. Ekspresi wajah, bahasa tubuh tidak menampakkan sedang mengalami guncangan dan kerentanan jiwa pribadi. Sadar melakukan fungsi orang sebagai manusia.

Masalah kejiwaan maupun gangguan jiwa bagi manusia dengan gaya pola hidup garis keras. Hanya bisa dengan  asas banding-sanding-tanding ketika budaya malu, urat malu, rasa malu, kadar malu nyaris terkikis habis dari haribaan pergaulan di NKRI ini. Namun nun jauh di belakang lubuk hati nurani masih tersisa cilal bakal sumber malu.

Narasi yang  tidak menggurui sekaligus gaya anak didik yang tanpa gaya.  Asupan kesantunan bahasa tulis akan terkena dan terkenang di jiwa pemirsa.

Perilaku orang berjiwa manusia masih bisa dinormalkan. Diperlukan itikad, minat, niat; kemauan, kesadaran, kesabaran ekstra uktuk mau normal. Khususnya sadar normal dalam pasal religi, medis, psikologis, sosial maupun spiritual. Jagalah stabilitas jiwa ragamu. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar