pernah nusantara, dipernahké sangsaya ora pernah-pernah
Memang, >5 tahun yang lampau, date modified 2/2/2018
4:11 PM kucetak pola penyakit politik menjadi semakin kompleks. Jadi kalau pesta demokrasi
merupakan perwujudan kebijakan pemerintah, mau tak mau akan terkontamniasi
penyakit politik.
Pasca amandemen atau perubahan UUD NRI 1945, sudah 4
kali, maka kehidupan desa mawa cara,
negara mawa tata mengalami
perubahan yang cukup drastis melankolis. Kehidupan adab bernusantara mengalami gejolak harian yang seolah tak
kunjung reda. Di kondisi tertentu, berdampak rakyat kian apatis, pesimis.
Sepertinya negara tak hadir jika ada masalah bangsa yang menimpa rakyat.
Paling runyam, ternyata penguasa
negeri Alengkadireja, gemar jika terjadi konflik horizontal. Rakyat raksasa di
satu pihak kontra masyarakat denawa yang beda warna politik. Punggawa kerajaan yang tak kunjung promosi
melawan pihak abdi dalem karbitan.
Politik bukan hal yang netral. Atau tergantung dari
pelakunya. Mau dijadikan atau menjadi apa, bebas pilih. Bahkan antara pagi
dengan petang bisa kontradiktif, inilah dinamika politik. Syarat dasar, sebagai
syarat tak tertulis tapi wajib dimiliki. Antara pandai berpura-pura dengan
pura-pura pandai. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar