apesing 2024, ancik-ancik wong cilik vs rindik kirik digitik
Jangan
sekali-kali multitafsir. Bagaimana dengan daripada pesta demokrasi. Demi ambisi, gengsi, frustasi, sensasi tentu ada
pihak yang dikorbankan. Tidak sekedar jadi kambing-hitam. Ini menjadi urusan
parpol pendukung yang ahli menghabiskan asam garam kehidupan politik.
Penyakit politik yang tampak pada
geliat manusia politik segala aliran, akhirnya menjadi musuh peradaban. Jiwa politik yang merupakan warisan politik, menjadikan
ybs anti-sosial. Kacamata kuda kian
mengarahkan, memfokuskan pandangan pada umpan kursi kuasa di depan mata. Kasat
mata.
Dibilang pesta demokrasi 2024, kemenangan
semu vs final kepagian. Banding-sanding-tanding tidak sekedar laga kandang. Soal kalah
menang, bisa diatur atau dikompromikan. Negara paling bersahabat sudah
maklum dengan udang di balik panggung politik nusantara.
Menjadikan
rumus kimia generasi penerus dan pewaris masa depan bangsa, menjadi dengan struktur baru. Entah apa namanya.
Revolusi digital semakin memacu dan memicu prosesi dan suksesi daya
adab.
Pemerintah bayangan pun sudah
melampaui hakikat otonomi daerah. Demokrasi cacat demokrasi, belum lima menit. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar