Halaman

Sabtu, 18 Maret 2023

kowé ékstrémis, baru tahu rasa tahu

kowé ékstrémis, baru tahu rasa tahu 

Adab bernusatara tiada tara mewujudkan adat ujaran bebas sanksi akademis. Gelar humoris tak usah mikir. Bukti ringan ybs masih berotak, sedang punya otak sedang maupun secukupnya. Aman tersimpan di kepala batu, keras kepala(n).

Baru tahu kalau tahu itu empuk luar dalam. Atas bawah dan dari segala arah sisi luar. Betapa anak pribumi nusantara menikmati “kursi empuk”. Sampai lupa duduk di atas pantat sendiri. Modal keringat leluhur. 

Kepala kerasnya menjadi pijakan, injakan investor politik global. Filosofi pokoké menang lan éntuk kursi (menèh). Telor dadar campur tahu campur. Mendongkrak pamor tahu. Migor curah impor menambah nilai jual.

Mental loyalis, durung ditakoni wis ngarani. Modal minimal tapi ingin hasil maksimal, optimal. Bisa terjadi. Bahkan modal abab, bisa sukses. Blantik, makelar, pialang politik atau sebutan lainnya, akhirnya menjadi berklas dalam bentuk politik transaksional.

Praktek demokrasi nusantara adalah peraih suara terbanyak, itulah si juara umum. Ditarik mundur, ternyata ada rekayasa perolehan suara. Demokrasi cacat demokrasi. Bandar atau investor politik yang menentukan skore. Skenario berlapis. Terjadilah overdosis imajinasi politik vs minim asupan ideologi Pancasila. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar