Halaman

Senin, 06 Maret 2023

malapetaka 2024, tuntas vs tunda

malapetaka 2024, tuntas vs tunda 

Pernah bersebut adab bernusantara, ramah kebijakan dan kepentingan global. Date modified  12/2/2022 7:31 AM. Ciri wanci tuntas tuntutan dari atas, tuntutan komunitas, tuntutan tirani minoritas. Rakyat tapak tanah selaku penonton setia, tetap sabar menungu pergantian pemain.

Episode babakan kaping pitu sarat dagelan politik klas jalanan. Lebih bagus ketimbang demokrasi jalanan. Saking lucunya, sampai-sampai stok aneka watak yang ada di dunia pewayangan, harus impor.

Saking lucunya, sampai-sampai sudah kebablasen. Susah menterjemahkan skenario politik, apalagi adegan keblusuk. Mentertawakan diri sendiri. Mengolok-olok diri sendiri.

Sila-sila daripada dasar negara merupakan bahan galian menu harian rakyat. Daya lokal atau akar rumput, bukan obyek kebijakan. Simak kearifan geografis (geographic wisdom), yaitu kearifan lokal yang terakumulasi menjadi potensi dan daya lokal. Ikatan moral menjadi pemersatu rasa dan pembangkit sinergitas. Upaya masyarakat yang bertimbal balik dengan teritorial.

Akronim ‘tunda’ yang cocok logika adalah tuntutan orang dalam. Pelaku, pemain, pegiat politik sudah tidak bisa membedakan mana kanan, mana kiri. Kian berkubang dengan lumpur kekuasaan, tidak pandang gender. Kian  tidak paham  beda mana atas, mana bawah.  Kian berpesta di atas penderitaan rakyat. Kawanan  parpolis penyelenggara negera kian gemar berfoya-foya. Demikian. Sekian.

Jauh tahun sebelum ikut rebutan, rayahan gunungan kursi maupun bancakan kursi. Cikal bakal, bakalan petugas partai, mulai dari klas teri sampai klas kakap, wajib melafalbebaskan mantra politik dalam bahasa ibu. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar