gondrong uban pratanda jarang mikir sendiri
Didorong penasaran berdasarkan pengalaman. Ternyata lebih
baik tidak tahu apa-apa ketimbang tahu malah membebani daya pikir. Kenyataan lain
menunjukkan justru karena mendengar saja, daya diri tergerus menerus. Tingkat kesepengetahuan
plus daya cerna dengar-dengar menentukan sisa hidupnya.
Jatah hidup dan kehidupan yang sudah disiapkan oleh-Nya. Seolah tertunda. Bukan pembiaran, pembunuhan
karakter, matikan langkah, tebang pilih, libas sebelum tunas model hukum buatan
manusia.
Ketika manusia diperlihatkan wajah
sesungguhnya ‘siapa aku’. Sadar baru nyana.
Tahu dengan mata telinga sendiri,
betapa kedirian selama ini tidak ada apa-apanya. Bersyukur, bukan bak keranjang
sampah namanya. Sekedar penadah,
penampung bekas omongan bekas. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar