duduk di atas pantat sendiri
Wajar tanpa ajar, jika pemirsa diingatkan
tentang hal-ikhwal, pasal berlapis adab
berkedirian, adab berkepribadian.
Tidak terima mentah-mentah. Merasa tidak menerima. Memang tidak ada pihak
yang kirim perihal dimaksudkannya. Kemungkinan
beda, ybs salah terima dengan niatan baik pihak yang merasa lebih baik lama.
Baiknya lebih lama dan atau lebih dahuluan ketimbang ybs.
Masih hangat judul barangsiapa tanpa diminta menilai orang
lain.
Judul nyaris jadul ki pengayom,
ngakèhi+ngabèhi+nganèh-anèhi. 8/13/2022 6:50 AM. Bahasa hukum. Pemirsa
sudah paham bagaimana penggunaannya. Lebih banyak hal-ihkwal tersirat ketimbang
yang tersurat. Bukan masalah bisa,
bebas tafsir atau multitafsir. Hukum yang bagus-baik-benar-betul bergaya
dinamis, fleksibel, luwes dan kompromistis.
Dalam hitungan hari, penguasa
memprakirakan peruntungan nasib diri. Urusan rakyat serahkan kepada sentimen positif,
permintaan pasar global, tekanan eksternal, sinyal kuning. Padahal sudah
berlaku dalil bernegara “utamakan nikmat pantat abaikan nasib rakyat”. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar