Halaman

Senin, 27 Maret 2023

kuman di seberang lautan tampak mengarak bakalan

kuman di seberang lautan tampak mengarak bakalan 

Walhasil, nénék-nénék cabé-cabéan yang jalan tertatih-tatih, sempoyongan penuh senyum haru. Tangan kanan dan tangan kiri menenteng sembako dan makanan gratis. Patut diduga membawa bahan yang membahayakan orang lain. Layak dikira bagian dari pasukan jibaku atau kamikazé suadara tua Dai Nippon. Pantas dianggap akan berbuat anarkis di balik topèng atau kedoknya.

Jadi, yang selama reformasi bergulirdari puncaknya, 21 Mei 1998,  betapa ternyata tangan kiri penguasa main sendiri. Sibuk dengan skenario, modus, rekayasa versi “lempar batu pasang wajah garang”. Main mata dengan bahaya laten yang sudah berpengalaman makar.

Bukan sulap, bukan sihir. Semakin gelap, semakin mahir. Sejarah saja sudah tahu, mana emas mana loyang. Banyak catatan sejarah di pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat, 2004, 2009, 2014 dan 2019.

Merasa kuasai parlemen bagi-bagi kursi, mainkan nasib rakyat. Hukum rimba berlaku resmi di belantara politik Nusantara. Pelaku politik tak pandang bulu jenis gender. Modal silsilah dan anatomi politik tanpa moral politik.

Jumlah kredit tanpa agunan, bantuan modal investasi politik mempengaruhi produktivitas partai politik melalui penggunaan input sarana produksi (stratifikasi bakalan dan biaya politik). Pemanfaatan pesohor pada usaha pembibitan kader unggul, permudaan alami. Tepatnya, unggul tapi bukan kader. Tergantung jumlah angkatan kerja keluarga dan kapasitas produksi. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar