akali otak agar mencerdaskan dirimu
Al-Qur’an telah
menjelaskan faédah selalu ingat kepada Allah dan merenungkan ciptaan-Nya,
diuraikan dalam [QS Ali ’Imran (3) : 190]
:
“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,”
Berkat bantuan aplikasi pancaindra,
maka potensi otak dapat didayagunakan secara optimal. Survei membuktikan,
ternyata persentase penggunaan akal oleh manusia hanya ringan, kecil, sebisanya,
seadanya. Ada yang sebut masih di bawah sepertiga. Tapi digunakan untuk
memikirkan yang besar-besar. Jauh di atas jangkauan potensi diri.
Pasal yang menyebutkan tak
masuk akal, tak bisa ditampung akal sehat, akal-akalan. Apa beda dengan pasal
‘tanpa akal’. Tentu, kalau berpikir adalah proses berbasis potensi otak. Bisa
terjadi atau apakah cara berpikir, pola
tindak, gaya ucap sebagai refleksi daya otak. Daya pikir, olah akal, tata logika
vs pola ucap, gaya tindak.
Manusia cerdas memang
sudah diformat sejak dari sono-nya. Cerdas diri sebagai pasal hikmah
dari-Nya. Bukan sekedar untuk menutupi atau melengkapi. Ada misi yang akan
dijalankan si pengemban. Punya potensi mengelola tugas fungsi dan wewenang
sistem struktur dan organ tubuhnya. Bebas konflik kepentingan horizontal dalam
melaksanakan tugas kevertikalannya.
Gelar akademis tidak identik dengan cerdas diri. Disiplin
ilmu muncul karena akumulasi cerdas manusia. Terbukti secara historis dan
bermanfaat bagi umat. Tak perlu berdebat dengan anak bangsa pandai tetapi tidak
pandai-pandai. Mengalahkan debat kusir. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar