celaka 13, sial 12, apes tenan 2024
Sistem perangkaan, perbilangan lebih
fokus ke selak kata dasar, kata awal. Ini nusantara bah! Jarum tetangga jatuh kepleset, nyaring terdengar menusuk kuping kiri.
Kuping kanan waspada dengan umpatan
yang akan meluncur. Bukan untuk belajar kata umpatan. Supaya nanti kalau
dibutuhkan untuk main umpat, jangan sampai kalah klas. Kalah kahazanah,
kosakata. Apalagi tidak ada batas umur.
mégaéfék bayang-bayang angkara aksara (2/16/2021 7:13 PM).Buta
huruf, buta aksara ikut arus zaman, anut perubahan peradaban bebas gaul,
sertaan balik adab dikira berkemajuan. Singkat kata terjadilah buta bahasa.
Bukti ujung jari anak batita mahir main gawai, otak-atik fitur gadget bahkan
berceloteh di dunia maya. Berilmu formal malah abai bahasa. Acap tampil di
media massa, semisal apalagi layar kaca. Berpatut diri dengan bergaya bahasa
yang tidak ada kamusnya.
Konstruksi dasar dan bangunan peradaban yang hendak
dibangun di negara multipartai. Kondisi aktual masyarakat sulit ditarik benang
merahnya. Kecuali diberlakukan pada tiap jenjang, status, kasta, strata.
Paling apes, hasil Pilpres maupun
Pileg 2024 tidak sesuai politik biaya non-budgeter. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar